Rabu, 09 Maret 2011

Wisata di Kota Kediri

Kota Kediri sangat kaya dengan wisatanya. Meskipun hanya kota kecil, tapi wisatanya wauwwww,....
Berikut adalah contoh2 wisata di Kota Kediri :


Kabupaten Kediri berbatasan dengan Kabupaten Jombang di utara, Kabupaten Malang di timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di selatan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo di barat, serta Kabupaten Nganjuk di barat dan utara. Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 963,21 km².
Kabupaten Kediri terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kabupaten Kediri mempunyai sejumlah tempat wisata, di antaranya adalah Gunung Kelud di Wates, Gua Maria Pohsarang di Semen, Candi Tegowangi di Pare dan juga petilasan Sri Aji Jayabaya di Desa Menang Kecamatan Pagu yang dulunya merupakan tempat dimana raga Raja Jayabaya hilang (muksa) dan yang tertinggal hanyalah pakaiannya.
Gunung Kelud
Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti “sapu” dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Air Terjun Dolo
Tempat wisata ini terletak di Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo,Kediri. Jarak tempuh dari Kota Kediri ke arah barat, kurang lebih 25 kilometer. Meski agak jauh, tapi pemandangan di sepanjang jalan menuju lokasi terbilang sangat indah dan mudah.
Letak kawasan wisata air terjun ini kurang lebih 1.800 meter di atas permukaan laut. Sedang ketinggian air terjunnya sendiri diperkirakan mencapai 125 meter. Begitu mendekati air terjun ini,kita langsung merasakan butiran-butiran air terjun yang sebagian terbang mengikuti angin. Suara gemuruh airnya seperti melengkapi sensasi Air Terjun Dolo.
Candi Surowono
Candi Surowono terletak di Pare, ± 28 km, ± 50 menit dari kota Kediri. Bangunan candi merupakan hasil karya peninggalan sejarah sebagai tempat penyucian Raja Wengker, salah satu raja pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Mojopahit. Wisatawan dapat juga mengunjungi bangunan terowongan / sungai bawah tanah dengan aliran air jernih dan bercabang cabang yang terletak ± 100 meter dari bangunan Candi
Dibangun pada abad ke 15 Candi Surowono memiliki banyak keunikan.Baik dari segi arsitektur maupun relief yang menggambarkan cerita Arjuna Wiwaha, Bubhuksah, Gagang Aking dan Sri Tanjung.
Candi Tegowangi

Terletak di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan. Candi ini jadi monumen peninggalan Kerajaan Majapahit di masa pemerintah Hayam Wuruk. Candi ini juga dibangun dengan menggunakan batu andesit serta pondasi bata merah yang menghadap ke arah barat. Reliefnya bercerita tentang Wayang Purwo dengan tokoh Sundamala atau kisah tentang ruwatan Durga.
Petilasan Sri Aji Joyoboyo
Sekitar 10 km, ± 5 menit dari Kota Kediri. Situs ini dipercayai sebagai tempat moksa Prabu Sri Aji Joyoboyo yang terkenal sebagai Raja Kediri abad XII dan juga ramalan Jongko Joyoboyonya. Situs – situs yang ada di kawasan budaya ini seperti Sendang Tirto Kamandanu, Palinggihan Mpu Bharada, dan juga Arca Totok Kerot.Banyak pengunjung yang melakukan ziarah di situs ini dan puncak ritual di Pamuksan tanggal 1 Suro dengan ribuan pengunjung dari berbagai daerah untuk prosesi ritual
Bangunan utama, kolam pemandian yang airnya selalu mengalir melalui tiga tingkatan. Yaitu sumber, tempat penampungan, dan kolam pemandian. Kolam ini dilengkapi dengan Arca Syiwa Harihara (perdamaian) dan Ganesha. Selain itu, tempat ganti pakaian, gapura, tempat mengambil air, dan pagar. Sedang bangunan pelengkap terdiri dari halaman, gapura utama (Kori Agung dan Candi Bentar), dan pagar dengan patung dewa di masing-masing sudut . Masing-masing Bathara Wisnu, Brahma, Bayu, dan Indra.
Gereja Tua Puhsarang
Gereja Tua Puhsarang terletak di Gunung Klotok, Lereng Gunung Wilis, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri,   6 km, ± 15 menit dari Kota Kediri. Obyek wisata ziarah umat Katolik ini terdapat gereja tua perpaduan arsitektur Eropa dan Majapahit yang unik.
Gereja ini dibangun tahun 1936 dan sudah mengalami beberapa  renovasi. Namun dalam rentetan inovasi tersebut, bentuk asli gereja masih terjaga. Altar Gereja dari batu Massif yang beratnya mencapai tujuh ton dan berhias pahatan rusa, altar luar berbentuk stupa borobudur, menara berbentuk candi Bentar, pendopo, perangkat gamelan, tabernakel batu dengan disain batuterguling, makam dan lain-lain,  masih bisa ditemui di Gereja tersebut.
Bentuk – bentuk yang mengagumkan ini, tak terlepas dari tangan dingin Ir.H..Maclaine Pont (1884-1971), arsitek berkebangsaan Belanda yang lahir di Meester Cornelis (Jatinegara). Ketika mulai mendisain gereja ini, ia tak lupa memasukkan unsur budaya lokal. Maklum, sebagai arsitek, Pont sangat mengagumi situs-situs penting di Jawa, salah satunya Mojopahit di Trowulan.
Daya tarik yang lain yang bisa ditemui di tempat ini adalah Tiga Jalan Salib. Masing-masing ada di kompleks Gereja St. Maria Puhsarang, yang kedua disekeliling taman Hidangan Kana dan yang Ketiga di bagian belakan,  berupa stasi renungan denganbentuk patung-patung sebesar manusia. Jalan Salib ini diresmikan pada hari Minggu 28 Mei 2000.
Selain  gereja antik, tiga patung Bunda Maria dan tiga jalan Salib,  juga bisa menemui Tiga Pondok Rosario yang disiapkan khusus bagi peziara untuk berdoa rosario.  Tiga pondok ini dibuat berdasar misteri hidup Yesus Kristus yang direnungkan dalam doa. Yakni peristiwa Gembira, Peristiwa Sedih dan Peristiwa Mulya. (kabkediri).

Bagaimana, indahkan Kota Kediri.
ayyoww ke Kediri sekarang juga!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar